Ilustrasi (Foto : Google) |
Kemudian anak perempuan Fir’aun berkata, “Hei, dengan nama bapakku.”Wanita tukang sisir menjawab, “Tidak, Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu demikian juga Tuhan ayahmu.” Anak Perempuan Fir’aun bertanya, “Kalau begitu kamu punya Tuhan selain ayahku?” Wanita tukang sisir itu menjawab, “Ya.” Anak Perempuan Fir’aun berkata lagi, “Akan aku melaporkan pada ayahku.” Wanita tukang sisir menjawab, “Silahkan!”
Kemudian Fir’aun memerintahkan untuk mempersiapkan periuk besar dari tembaga untuk dipanaskan. Satu persatu anak wanita tukang sisir itu mulai dilemparkan ke dalam periuk yang mendidih.
Beberapa saat kemudian, wanita tukang sisir mengajukan permohonan kepada Fir’aun, dengan berkata, “Ada satu permintaan dariku.” Fir’aun menjawab, “Apa permintaanmu?” Wanita tukang sisir menjawab, “Aku ingin tulang tubuhku dan tulang-tulang anak lelakiku kelak dibungkus dalam satu kain untuk kemudian dikuburkan.” Fir’aun menjawab, “Akan aku penuhi permintaanmu.”
Anak-anak lelaki tukang sisir itu masih terus dilemparkan ke dalam periuk mendidih hingga terakhir kalinya tiba giliran anak yang masih menyusu. Pada saat itu wanita tukang sisir nampak ragu-ragu, tetapi tiba-tiba bayi yang masih menyusu itu berkata, “Wahai ibuku, ceburkan diri ibu ke dalam periuk yang mendidih itu, karena sesungguhnya siksa dunia ini jauh lebih ringan dibanding siksa akhirat."
Hikmah Yang Terkandung
1. Anjuran untuk tetap sabar dan teguh ketika muncul fitnah dan pada saat genting.
2. Balasan itu sesuai dengan jenis amal yang dikerjakan.
3. Bagi yang bersabar dalam memegang teguh agama dan tidak takut dicela orang niscaya memperoleh pahala dan ganjaran yang sangat besar, sebagaimana firman Allah, artinya,
"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa batas." (Az-Zumar : 10).
4. Seorang muslim diperbolehkan mengajukan permintaan yang mengandung kebaikan sekalipun kepada thaghut, sebagaimana kisah ini. Wanita tukang sisir anak gadis Fir’aun meminta agar tulang tubuhnya dan anak-anaknya dikubur menjadi satu.
5. Sesungguhnya Allah senantiasa memberi jalan keluar untuk para waliNya dari musibah atau bencana yang menimpa.
6. Ketetapan karamah Allah yang diberikan bagi orang shalih dan shalihah.
7. Karamah termasuk dalam kategori peristiwa langka dan luar biasa.
(Sumber: Sittuna Qishshah Rawaha an-Nabi wash Shahabah al-Kiram, Muhammad bin Hamid Abdul Wahab, Edisi Indonesia, 61 KISAH PENGANTAR TIDUR Diriwayatkan Secara Shahih dari Rasulullah dan Para Sahabat, Pustaka Darul Haq, Jakarta)
(HR. Ahmad, 3/309; ath-Thabrani dalam al-Kabir, 12279, 12280; Ibnu Hibban, 2892,2893.)