Upacara untuk prosesi kematian merupakan suatu hal yang sakral. Oleh sebab itu, upacara harus dilakukan sesuai dengan petunjuk yang diajarkan agama, yang tentunya harus suci.
Di beberapa negara Timur, untuk menghormati kematian seseorang biasanya dilakukan dengan persembahan yang tidak lazim seperti dengan uang dan makanan. Akan tetapi di Taiwan, upacara kematian seseorang biasanya menghadirkan penari telanjang perempuan atau yang akrab disebut striptease.
Upacara dengan penari telanjang itu biasa dilakukan dalam rangkaian festival keagamaan di sejumlah tempat di Taiwan dengan maksud menenangkan arwah di alam sana. Demikian dilansir dari surat kabar Huffington Post, Minggu (14/10).
Dalam sejumlah kasus, penari itu berpakaian minim lalu melepas pakaian dalamnya. Dari atas panggung, mereka meliuk-liukan tubuhnya di hadapan penonton laki-laki, perempuan, dan anak-anak.
Meski terlihat aneh bagi sebagian orang, praktik ini ternyata hal yang biasa di Taiwan. Meraka menganggap hal ini bukanlah hal yang tabu. Pada 2011 ahli antropologi Marc L. Moskowitz bahkan membuat film dokumenter tentang tradisi ini dan diberi judul "Dancing for the Dead: Funeral Strippers in Taiwan.
"Meski jarang ditemukan di daerah perkotaan, namun di pedalaman sudah banyak orang melihat praktik ini," kata Moskowitz kepada io9.com tahun lalu.
Dia menambahkan, seiring perubahan zaman tarian ini dilakukan sembunyi-sembunyi karena ada undang-undang yang melarang praktik/pertunjukan yang memperlihatkan tubuh wanita pada tahun 1980-an. Molkowitz mengaku, hampir semua orang yang diwawancarainya untuk pembuatan film itu menyatakan sudah pernah melihat tarian seperti itu.
"Masyarakat berkumpul dalam upacara keagamaan itu. Para penari mempersembahkan tarian telanjang itu untuk mendapat berkah dari dewa dan arwah," kata Chen Chung-hsien, seorang biksu Tao dari kuil Wu Fu di utara Taiwan.
"Praktik ini sudah jadi bagian kebudayaan dan agama kami."
Upacara dengan penari telanjang itu biasa dilakukan dalam rangkaian festival keagamaan di sejumlah tempat di Taiwan dengan maksud menenangkan arwah di alam sana. Demikian dilansir dari surat kabar Huffington Post, Minggu (14/10).
Dalam sejumlah kasus, penari itu berpakaian minim lalu melepas pakaian dalamnya. Dari atas panggung, mereka meliuk-liukan tubuhnya di hadapan penonton laki-laki, perempuan, dan anak-anak.
Meski terlihat aneh bagi sebagian orang, praktik ini ternyata hal yang biasa di Taiwan. Meraka menganggap hal ini bukanlah hal yang tabu. Pada 2011 ahli antropologi Marc L. Moskowitz bahkan membuat film dokumenter tentang tradisi ini dan diberi judul "Dancing for the Dead: Funeral Strippers in Taiwan.
"Meski jarang ditemukan di daerah perkotaan, namun di pedalaman sudah banyak orang melihat praktik ini," kata Moskowitz kepada io9.com tahun lalu.
Dia menambahkan, seiring perubahan zaman tarian ini dilakukan sembunyi-sembunyi karena ada undang-undang yang melarang praktik/pertunjukan yang memperlihatkan tubuh wanita pada tahun 1980-an. Molkowitz mengaku, hampir semua orang yang diwawancarainya untuk pembuatan film itu menyatakan sudah pernah melihat tarian seperti itu.
"Masyarakat berkumpul dalam upacara keagamaan itu. Para penari mempersembahkan tarian telanjang itu untuk mendapat berkah dari dewa dan arwah," kata Chen Chung-hsien, seorang biksu Tao dari kuil Wu Fu di utara Taiwan.
"Praktik ini sudah jadi bagian kebudayaan dan agama kami."
Tampaknya upacara dengan tarian telanjang ini bukan bermaksud untuk menenangkan almarhum, namun lebih kepada menyenangkan para pelayat. Seperti apa ya reaksi orang yang meinggal dialam sana? Hem….